Rabu, 20 Oktober 2010

Karena Bintang Pun Bercahaya

Sesekali pandanglah langit di malam hari. Kalau tidak mendung, kita bisa melihat betapa indahnya kelap-kelip bintang menghiasi langit. Ada yang terlihat terang ada yang terlihat meredup. Ada yang terlihat berwarna jingga, ada yang terlihat berwarna biru, ada yang terlihat putih. Semuanya membuat indah walaupun kita sedang di dalam suasana kegelapan malam.

Tahukah Anda bahwa sebetulnya cahaya bintang-bintang yang kita lihat saat ini bukan merupakan cahaya yang sebenarnya pada saat ini dipancarkan dari bintang-bintang itu. Bintang-bintang itu sama seperti matahari kita, juga memancarkan cahaya ke bumi. Cahaya itu sampai ke penglihatan kita setelah menempuh waktu yang amat sangat lama. Cahaya itu menempuh jarak dalam satuan tahun cahaya (light year). Kalau biasanya kita menghitung jarak dengan meter, inci, dan lainnya, astronom menggunakan satuan tahun cahaya untuk menghitung jarak yang sangat jauh. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam satu tahun.

Sedikit angka-angka, kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah sekitar 300,000 kilometer per detik. Sehingga dalam satu tahun cahaya berarti mempunyai jarak 9,460,800,000,000 kilometer, hmmm... sungguh jarak yang luar biasa jauh. Ibaratkan seseorang yang menempuh perjalan sejauh itu, tentu akan memakan waktu yang sangat lama. Demikian pula dengan cahaya dari bintang yang jaraknya bisa sampai ratusan tahun cahaya. Misalnya bintang Alkaid mempunyai jarak sekitar 101 tahun cahaya dari bumi. Berarti cahaya yang kita lihat dari bintang Alkaid sekarang merupakan pancaran cahaya dari 101 tahun yang lalu. Jadi kita melihat cahaya dari masa lampau. Subhanallah.

Selain itu, sebagaimana matahari yang suatu saat nanti tidak lagi beraktivitas, semua bintang mempunyai umur hidup yang menentukan pancaran cahaya yang diberikannya. Beberapa bintang sebetulnya bintang itu sudah tidak ada... sudah mati... sudah tidak beraktivitas lagi, tetapi saat ini kita masih bisa melihat pancaran cahayanya. Subhanallah.

Kita diberi Allah suatu keajaiban. Di satu sisi, kita diberi alam semesta yang amat sangat luas, sehingga perlu memakan waktu yang sangat lama untuk mengeksplorasinya. Di sisi lain, kita diberi kemampuan untuk melihat masa lampau dari alam semesta ini, melalui cahaya bintang tadi. Melalui cahaya bintang itu, kita bisa mengukur seberapa jauh bumi kita ini dengan bintang lain. Melalui cahaya bintang itu, kita bisa menggunakannya untuk menghitung berapa lama lagi matahari akan meredup dan menjadi mati.

Sama halnya dengan bintang, manusia pun diberi waktu hidup. Nabi Muhammad pernah berkata, bahwa kita ini mempunyai umur sekitar 60-70 tahun. Dalam kurun waktu itu, kalau boleh diandaikan dengan bintang, merupakan waktu dimana kita memancarkan cahaya. Waktu dimana kita bisa memberikan yang terbaik untuk kemaslahatan umat dan mencari ridho Allah. Setelah kita wafat nanti, seperti bintang di langit, kita akan meredup dan tidak beraktivitas lagi.

Seperti bintang, 'cahaya' dari diri ini masih bisa terus hidup. Cahaya dalam diri ini masih bisa hidup jika amalan yang kita kerjakan bermanfaat bagi umat. Amalan yang baik dan digunakan terus menerus oleh umat akan selalu membuat diri kita yang sudah wafat tadi masih terus dikenang. Lihatlah nama-nama Newton, Einstein, Galileo dan tidak ketinggalan ilmuwan dan tokoh muslim seperti Imam Bukhari, Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan masih banyak lagi yang lain. Mereka tetap dikenang, karena 'cahaya' dari mereka yaitu amal perbuatan mereka berguna bagi umat ini.

Apa saja yang sudah kita lakukan? Cukupkah dalam umur begitu pendek, kita mengisinya dengan amalan yang baik? Cukupkah amal yang kita kerjakan membuat 'cahaya' yang kita berikan bertahan? Tinggal bagaimana kita menggunakan waktu kita untuk berbuat baik, sehingga 'cahaya' dari diri kita ini dapat terus menerus menerangi kehidupan orang lain sampai saat ini, walaupun kita sudah wafat.

"Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah." (Qur'an Al Mulk:1-4) Wallahu'alam bi shshawab


Zulfikar S. Dharmawan
(zulfikar@ukhuwah.or.id)

Tentang Perempuan

Dia yang diambil dari tulang rusuk. Jika Tuhan mempersatukan dua orang yang berlawanan sifatnya, maka itu akan menjadi saling melengkapi. Dialah penolongmu yang sepadan, bukan sparing partner yang sepadan.
Ketika pertandingan dimulai, dia tidak berhadapan denganmu untuk melawanmu, tetapi dia akan berada bersamamu untuk berjaga-jaga di belakang saat engkau berada di depan atau segera mengembalikan bola ketika bola itu terlewat olehmu, dialah yang akan menutupi kekuranganmu.

Dia ada untuk melengkapi yang tak ada dalam laki-laki : perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele...�򠳥 hingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, dialah yang akan menyelesaikan bagiannya...sehingga tanpa kau sadari ketika kau menjalankan sisa hidupmu... kau menjad! i lebih kuat karena kehadirannya di sisimu.

>Jika ada makhluk yang sangat bertolak belakang, kontras dengan lelaki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukkan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan.
Ia tidak butuh argumentasi hebat dari seorang laki-laki... tetapi ia butuh jaminan rasa aman darinya karena ia ada untuk dilindungi.... tidak hanya secara fisik tetapi juga emosi.

Ia tidak tertarik kepada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang bisa disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang ia butuhkan adalah perhatiannya... kata-kata yang lembut... ungkapan-ungkapan sayang yang sepele... namun baginya sangat berarti... membuatnya aman di dekatmu....

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras ternetralisir oleh kelembutan perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tu! mbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang... seperti juga di dalam kelembutannya di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuatnya bisa bertahan dalam situasi apapun.

Ia lembut bukan untuk diinjak, rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya.... tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya...Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki... apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga. Sekalipun ia jauh dari keluarganya, namun ikatan emosi kepada keluarganya tetap ada karena ia lahir dan dibesarkan di sana.... karena mere! ka, ia menjadi seperti sekarang ini. Perasaannya terhadap keluarganya, akan menjadi bagian dari perasaanmu juga... karena kau dan dia adalah satu.... dia adalah dirimu yang tak ada sebelumnya. Ketika pertandingan dimulai, pastikan dia ada di bagian lapangan yang sama denganmu.


>penerbitan,izin oleh noemeraibie@yahoo.com, noemeraibie@gmail.com